res

Viral! Peserta Pelatihan Kerja ke Jepang Diduga Alami Pelecehan Seksual di Jepara, Begini Kronologinya - Cakrawala Online
Segenap Pimpinan dan Keluarga Besar PT Cakrawala Merdeka Mediatama Group Mengucapkan Selamat Hari Bank Indonesia 5 Juli 2024

Breaking

24 Oktober 2023

Viral! Peserta Pelatihan Kerja ke Jepang Diduga Alami Pelecehan Seksual di Jepara, Begini Kronologinya

 


JEPARA – Cakrawalaonline,  Nasib malang menimpa RS, Perempuan 25 tahun asal Tangerang, Banten.

Mulanya, ia mengikuti pelatihan kerja di Jepara dan dijanjikan bisa bekerja di Jepang.

Dalam proses mengikuti pelatihan bahasa, ia kerap mendapat pelecehan seksual.

Kasus pelecehan ini sedang didalami oleh Polres Jepara.

Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan melalui Kasat Reskrim AKP Ahmad Masdar Tohari mengaku sudah menerima kasus tersebut. “Hari Sabtu kemarin baru buat laporan,” ujar AKP Ahmad Masdar Tohari.

Menurut keterangan pendamping korban, Mangaratua Simbolon dari M&S Law Office & Partners, korban awalnya tertarik atas info pelatihan kerja di Facebook.

Dalam postingan tersebut, korban dijanjikan bisa bekerja di Jepang.

Saat datang dari Tangerang ke Jepara dan akan mulai melakukan pelatihan, RS mulai mendapatkan serangan pelecehan oleh terduga pelaku yang menjadi mentor bahasa di LPK (Lembaga Pelatihan Kerja) tersebut.

Terduga pelaku merupakan warga Dukuh Krajan, Desa Sinanggul, Mlonggo.

“Saat tiba di Jepara, korban dijemput di depan puskesmas Mlonggo pagi hari sama terduga pelaku. Terduga pelaku ini menawari korban, karena LPK belum buka kita jalan-jalan dulu. Korban ini kan tidak tahu Jepara ya. Akhirnya sampai itu ke hotel di bandengan, korban tanya, kamu tidak ngapain-ngapain saya kan. Katanya tidak. Terus selama perjalanan itu pelaku bilang lagi, saya sudah siapkan pengaman (kondom, red) dan sebagainya. Korban merasa tidak nyaman dan tidak menggubris perkataan tersebut,” kata Mangaratua Simbolon.

Pelecehan itu tidak berhenti. Selama mengikuti pelatihan kurang lebih sebulan di LPK tersebut, korban juga kerap mendapat pelecehan secara verbal dan fisik.

“Pelecehan itu, korban mengaku dirangkul dari belakang, lalu kadang mendekat ke badan korban saat mengajari bahasa dari samping korban. Korban juga dapat cerita disitu sudah terjadi beberapa kali pelecehan. Ada juga siswa dari luar tidak kuat disitu dan akhirnya pelatihannya tidak diteruskan,” jelasnya.

Selain itu, korban juga kerap diminta mendatangi mentornya saat kondisi sedang sepi. Tampak juga pelecehan lain yang masih ada buktinya di WhatsApp korban.

 

Hingga kini, korban masih merasakan trauma. Saat pergi dari LPK, korban mengaku izin untuk pergi ke dokter gigi lalu akhirnya kabur dan melaporkan kejadian tersebut.

Wartawan juga sempat memeriksa keabsahan LPK tersebut melalui situs Direktorat Bina Pemagangan Ditjen Binalattas Kemenaker namun tidak ada hasil. Cl – Sumber : Radar Kudus    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar