Nganjuk -Cakrawalaonline, Rencana anggaran untuk bersih desa di desa Sukorejo kecamatan Rejoso, menjadi polemik di sebagian masyarakat setempat. Pasalnya acara yang akan diselenggarakan pada hari Jumat tanggal 30 Mei 2025 ini menimbulkan pro kontra di pihak sebagian warga yang tidak merasa dilibatkan, dan tidak dikabari oleh panitia penyelenggara , yang di ketuai oleh Panijo yang juga ditunjuk sebagai kepala koprasi merah putih.
Menurut warga setempat dominannya orang tersebut sehingga banyak merubah tatanan adat/ tradisi yang telah turun temurun, tanpa musyawarah secara merata kepada tokoh-tokoh yang ada di desa itu, keputusan hanya di ambil kelompoknya itu saja bersama BPD .
Rencana acara bersih desa di selenggarakan di dua dusun. Yaitu dusun Duwel dan dusun Ngreco dengan dana sebesar 60 juta untuk Duwel, 50 juta untuk Ngreco. Adapun sebagai hiburan adalah kesenian Tayub waranggono dan Wayang kulit.
Namun yang dikeluhkan masyarakat setempat, masih adanya pungutan di masing-masing KK sebesar Rp. 50 ribu per KK + 2 nasi bungkus.
Sedangkan yang mempunyai Gogol sawah dikenai pungutan sebesar Rp 125 ribuan oleh panitia. Santer juga, bahwa jika ada yang tidak mau membayar, ada dugaan ancaman, tidak akan diberikan bantuan apapun dari desa, menurut masyarakat setempat seperti yang diungkapkan kepada Cakrawala.
Sedangkan Kades Priyono saat dihubungi melalui ponsel kemarin hari Minggu (25/05), menjelaskan bahwa iuran itu ada, bahkan yang dulu-dulu desa menarik kepada pemilik Gogol sebesar Rp 250 ribu sebagai partisipasi diacara nyadranan tersebut, dan tidak ada masalah. Sekarang iuran tersebut malah sudah diturunkan menjadi Rp 125 ribu per gogol.
Dengan demikian kades Priyono membenarkan mengenai anggaran yang di tanyakan oleh Cakrawala.
"Namun demikian kami kok tidak dan belum mendengar atau melihat tentang ancaman itu dari oknum Panitia."
Mengenai pemindahan lokasi tayuban di lapangan itu juga sudah disepakati oleh semua pihak..di rapatkan bersama dan setuju. Tidak ada masalah tayuban itu di tempatkan di manapun, yang penting masih di dalam wilayah desa Sukorejo seperti pernah sebelumnya juga ditempatkan di tempat yang lain.
Seperti yang disampaikan oleh beberapa warga atau masyarakat setempat bahwa mereka sebagian besar sangat keberatan apabila tayuban itu ditempatkan di lapangan. Padahal selama ini dari adat atau tradisi turun temurun kesenian Tayub selalu di gelar di lokasi punden sekitarnya.
Menurut salah satu tokoh sesepuh desa Sukorejo tradisi itu tetap di lokasi punden sekitarnya, tidak di lapangan . "kami pribadi tidak setuju, ditanya alasannya, menyalahi adat atau tradisi desa setempat dengan menyebut yang tidak bisa diuraikan di sini.
Begitu penjelasan salah seorang tokoh masyarakat desa setempat yang tidak bersedia ditulis namanya, menolak tegas atas penyelenggaraan tayub di lapangan pada hari Jumat tgl 30 Mei 2025 nanti, dengan alasan yang sama, bahwa hal tersebut dinilai sudah melanggar aturan adat dan tradisi desa kami.Tolong kembalikan seperti fungsinya semula.
Begitu penjelasan tokoh sesepuh mengakhiri perbincangan dengan Cakrawala Merdeka biro Nganjuk. Titins
Tidak ada komentar:
Posting Komentar