res

Harta Rp84,6 Triliun Kisah Inspiratif Sopir Angkot Kini Jadi Orang Terkaya di Indonesia - Cakrawala Online
Segenap Pimpinan dan Keluarga Besar Redaksi Cakrawala Media Group Mengucapkan Selamat Hari Raya Idhul Fitri 1 Syawal 1445 H

Breaking

Cakrawala Online Hari ini

Anak SD di Tanggungharjo Grobogan Meninggal Akibat Terinfeksi Virus HIV/AIDS

03 April 2023

Harta Rp84,6 Triliun Kisah Inspiratif Sopir Angkot Kini Jadi Orang Terkaya di Indonesia

 


Jakarta-Cakrawalaonline  Kisah salah satu orang terkaya di Indonesia ini dapat menjadi inspirasi banyak orang.

Hal itu karena perjalanan hidupyang dialami tidaklah mudah.

Bahkan dia bukan keturunan orang kaya dan pernah menjadi sopir angkot.

Adapun dia adalah Prajogo Pangestu, seorang konglomerat yang masuk ke dalam daftar orang terkaya di dunia dan orang terkaya ketiga di Indonesia versi Forbes pada tahun 2019. 

Di tahun 2022 lalu, pendiri Barito Group ini diketahui kekayaan yang dimilikinya mencapai USD5,9 miliar atau setara Rp84,6 triliun, menurut Forbes.

Jauh sebelum mencapai kesuksesan, pria yang memiliki nama asli Phang Djoem Phen ini pernah merasakan pahitnya kehidupan. 

Dia dilahirkan di Sungai Betung, Kalimantan Barat pada tahun1944. 

Orang tuanya bekerja sebagai pedagang karet, pendidikan dirinya pun hanya sampai tingkat sekolah menengah.

Namun, Prajogo memiliki tekad untuk merubah nasib hidupnya. Pada tahun 1960, dia memutuskan merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib. 

Menurutnya jika merantau ke Jakarta akan mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik.

Ternyata nasib baik belum berpihak kepadanya, di Jakarta dia gagal mendapatkan pekerjaan.

Hal ini membuat dirinya terpaksa memutuskan untuk kembali ke kampung halaman di Kalimantan Barat dan menjadi sopir angkot sebagai pekerjaannya.

Tetapi saat dirinya menjadi sopir angkot, seakan-akan nasib baik berpihak kepadanya.

Pada tahun 1969 dia bertemu dengan seorang pengusaha kayu asal Malaysia, Bong Sun (Burhan Uray).

Pertemuan itulah Prajogo diajak untuk bergabung di perusahaan milik Bong,yaitu PT Djajanti Grup.

Singkat cerita, pada 1976 dirinya ditunjuk sebagai General Manager (GM) Pabrik Plywood Nusantara di Gresik, Jawa Timur.

Hal ini didapatkan olehnya berkat kerja keras Prajogo selama bekerja kurang lebih tujuh tahun.

Meskipun telah menjabat sebagai General Manager, Prajogo tak cepat berpuas diri atas pencapaian dirinya.

Dia justru memutuskan keluar dari tempat kerjanya dan memilih untuk mendirikan perusahaan sendiri, bernama CV Pacific Lumber Coy.

Kemudian nama perusahannya diubah menjadi PT Barito Pacific Timber.

Nasib baik kembali berpihak kepadanya. Pada tahun 1993 perusahaan itu mulai dikenal oleh masyarakat luas, bahkan bisnisnya pernah bekerja sama dengan anak-anak Presiden Soeharto kala itu.

Kemudian pada tahun 2007, perusahaan itu berganti nama menjadi Barito Pacifik. Di tahun yang sama dia juga mengakuisisi 70% perusahaan petrokimia, Chandra Asri, yang membuat kekayaan dirinya semakin melimpah.

Setelah mengakuisi, Prajogo memutuskan untuk mendirikan perusahaan produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia yang diberi nama PT Chandra Asri Petrochemical, perusahaan ini merupakan gabungan dari Tri Polyta Indonesia.

Berkat kerja keras dan perjuangan dirinya, Presiden Jokowi memberikan penghargaan kepada Prajogo pada Agustus 2019 lalu.

Dia mendapatkan penghargaan Bintang Jasa Utama atas dedikasi yang diberikan terhadap Industri Petrokimia dan Panas Bumi. Endah-sumber:okezone

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar