Taput-Cakrawalaonline,Toba Pulp Lestari (TPL) belum lama ini menggelar kegiatan Panen Perdana Tanaman Jagung Program Intercrop bersama mitra perusahaan untuk Perkebunan Kayu Rakyat (PKR) di Desa Horisan Ranggitgit, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara.
Direktur TPL, Monang Simatupang hadir berpartisipasi dalam kegiatan ini bersama dengan Seathuraman (Regional Manager Sektor), Ronson Sianturi (Sektor Manager), Jubpri Sibuea (Humas Sektor), Jhonny Sitohang dab Maria Pasaribu (Community Development/CD Officer) TPL Sektor Aek Raja serta perwakilan dari organisasi masyarakat, Forum Bangso Batak Indonesia (FBBI).
Kegiatan panen perdana ini dilaksanakan bertujuan untuk terus memperkuat pola kemitraan agar masyarakat sekitar merasakan manfaat positif dari kehadiran perusahaan. Program Intercrop dilakukan sejalan dengan visi perusahaan, yakni "Tumbuh dan Berkembang Bersama Masyarakat.”
Program Intercrop merupakan pola menanam tanaman kehidupan yang berdampingan dengan pohon Eukaliptus. TPL sendiri mengenalkan mengenai program Intercrop dan coba diinisiasi kepada mitra PKR dan Kelompok Tani Hutan (KTH) binaan perusahaan guna meningkatkan produktivitas lahan sehingga petani bisa memperoleh tambahan penghasilan.
"Jagung yang dipanen perdana ini ditanam menggunakan metode Intercrop. Hal ini merupakan bagian pembelajaran kepada petani, sekaligus mereka diajak mengimplementasikan pelatihan dan pendampingan yang telah diberikan. Program Intercrop ini diharapkan menjadi motivasi bagi masyarakat sekitar operasional dalam upaya mengoptimalisasikan lahan dan meningkatkan perekonomian masyarakat," jelas Monang di sela kegiatannya (Jumat, 25/7/2023).
Rudi Parsaoran Manalu, selaku mitra PKR yang menjalin kerjasama dan menerapkan program Intercrop jagung tersebut menyebut bahwa sebelum metode tersebut diterapkan, mereka diberikan pelatihan dan pendampingan terlebih dulu.
Program penanaman jagung dengan metode intercrop dilakukan hampir di seluruh kawasan sektor perusahaan. Saat ini program intercrop dilakukan di kawasan PKR, yaitu Compartement ZF 418 Sektor Aek Raja dengan luas total 2 Ha. Dari luasan tersebut, 1 Ha diantaranya digunakan untuk penanaman jagung dengan metode intercropping.
“Program intercrop ini sangat membantu dan mendukung perekonomian kami sebagai petani. Lahan ini sebelumnya tidak dapat menghasilkan apapun, akan tetapi dengan adanya program PKR dan intercrop, lahan ini bisa menghasilkan dan bisa mendukung perekonomian keluarga saya," tutur Rudi.
Berdasarkan keterangannya, TPL selama ini telah memberikan dukungan untuk implementasi program ini sejak awal. Mulai dari proses tanam, pupuk dan obat-obatan untuk tanaman jagung dan sehingga pada akhirnya hasil panen kali ini cukup memuaskan.
“Saya sangat merasakan kehadiran perusahaan di tengah-tengah desa kami. Mudah-mudahan ini tetap berkelanjutan dan hasilnya terus bertambah. Terima kasih TPL, semoga tetap jaya di masa mendatang," harapnya.
Kegiatan ini juga turut didukung oleh pemerintah Camat Parmonangan, Sudarsono Toni Manalu, yang hadir dalam kegiatan panen perdana intercrop ini mengapresiasi dukungan dari TPL kepada masyarakat di wilayahnya.
“Perhatian dan dukungan dari TPL sangat dibutuhkan oleh masyarakat, pemerintah juga akan berkolaborasi dengan perusahaan untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan masyarakat,” tambah Sudarsono.
Perwakilan FBBI, Vera Debataraja, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Sumatera Utara, juga mengamini hal tersebut karena telah melihat langsung kontribusi yang diberikan TPL kepada masyarakat di wilayah operasionalnya, salah satunya kegiatan panen perdana ini.
“Menghadiri panen perdana intercrop di sektor Aek Raja kali ini sebagai salah satu bukti bahwa TPL selalu hadir dan berkontribusi bagi masyarakat khususnya di sekitar operasional perusahaan. Pada 13-14 Juli 2023 lalu, FBBI pun berkunjung ke Kompleks Pabrik TPL di Kecamatan Parmaksian dan diberi pengenalan serta presentasi singkat operasional perusahaan lewat Mini Exhibition.”
“Kemudian kami lanjut berkeliling pabrik mulai dari Central Nursery, Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) dan berakhir di Pondok Bina Tani (PBT) untuk melihat percontohan program Intercrop dan sekarang kami lihat langsung hasil nyatanya dalam kegiatan panen perdana ini,” tukas Vera..
Ia menambahkan, "FBBI ingin menjadi duta kebenaran, bukan duta pembenaran. Kami sudah melihat langsung bagaimana proses operasional TPL dari awal hingga pengelolaan limbahnya di pabrik. Kami juga mau menyampaikan fakta-fakta positif untuk mengedukasi kepada masyarakat semua kontribusi TPL, termasuk soal kesejahteraan para tenaga kerja, subsidi pendidikan bagi anak para tenaga kerja maupun pendistribusian dana CD atau CSR perusahaan," tutup Vera mengakhiri. Panji S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar