GROBOGAN - Seorang pria pejalan kaki tewas setelah terlibat kecelakaan dengan Kereta Api (KA) Argo Bromo Anggrek relasi Surabaya-Semarang-Jakarta, di Dusun Bangkle, Desa Sambung, Kecamatan Godong.
Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo mengatakan bahwa peristiwa kecelakaan maut itu terjadi pada Rabu (16/4).
“Di Km 39+7 petak jalan Stasiun Karangjati-Stasiun Gubug, Grobogan,” ujarnya.
Sebelum kejadian masinis telah membunyikan suling lokomotif secara berulang sebagai tanda peringatan, namun korban tidak mendengar.
Dan insiden tidak dapat dihindari,” ucapnya.
Imbas dari kejadian ini, KA Argo Bromo Anggrek mengalami keterlambatan 11 menit untuk berhenti dan melakukan pemeriksaan di Stasiun Gubug.
Lanjut Wibowo, setelah pemeriksaan oleh masinis, tidak ada kerusakan pada lokomotif maupun rangkaian kereta, sehingga KA bisa melanjutkan perjalanan.
Unit Pengamanan KAI segera melaporkan dan berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat untuk menangani korban.
"Kami (RED, PT KAI) mengimbau masyarakat untuk tidak berkegiatan di jalur KA dan selalu memperhatikan keselamatan saat berada di sekitar jalur kereta api. Jalur kereta api merupakan area berbahaya yang hanya diperuntukkan bagi operasional kereta api," jelas Franoto.
Menurutnya, sepanjang tahun ini KAI Daop 4 Semarang telah mencatat sebanyakk 22 kejadian kecelakaan di perlintas sebidang. Tiga di antaranya terjadi di wilayah Kabupaten Grobogan.
Sedangkan Kepala Desa Sambung, Arif Sofianto, membenarkan kejadian tersebut.
"Korban bernama Suko, 75, warga Dusun Bangkle. Korban langsung meninggal dunia di tempat dengan tubuh hancur," ungkapnya.
Diungkapkan salah satu warga, korban sudah dua kali mengalami tertemper kereta api.
Namun, kejadian sebelumnya masih selamat. Nahas kali ini korban tak terselamatkan.
"Sebelum kejadian istri korban mengajak suaminya yang mengalami pikun itu untuk pulang ke rumah. Tapi suaminya pergi lagi tanpa pamit," ungkap salah satu warga yang enggan disebut namanya ini. Vr - Sumber : (Radar kudus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar