res

Panitia Festival Terima Kritikan Para Ulama, Merubah Pola Pikir Yang Jernih Sukseskan " Event Lakey" Tahun 2025 - Cakrawala Online
Segenap Pimpinan dan Keluarga Besar PT Cakrawala Merdeka Mediatama Group Mengucapkan Selamat Hari Bhayangkara ke 79

Breaking

Cakrawala Online Hari ini

Kabag Porkopim Dorong Event Kemajuan Destinasi Wisata Manca Negara

15 Juli 2025

Panitia Festival Terima Kritikan Para Ulama, Merubah Pola Pikir Yang Jernih Sukseskan " Event Lakey" Tahun 2025



Dompu, Cakrawalaonline, Sorotan Tajam dan kritisi ulama patut kita hargai Ketua Forum Umat Islam (FUI) Kabupaten Dompu, H. M. Amin melalui Ustadz H.Syarifudin mejelaskan tentang ritual Tarian "Ou Balumba" Sudah kita sepakat mendapat tanggapan dari Panitia Festival Lakey, ou balumba direvisi menjadi oi balumba menghargai ciptaan tuhan yang maha Esa ujarnya-25-7-25. !

   Sekdis pariwisata dan Kabid Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu, Zainal Afrodi, dan Dedy Arsyik apresiasi dan terkasih atas kemasukan dan saran demi suksesnya festival event lakey tahun 2025.


Dedy menjelaskan tradisi dan budaya tidak bisa dikaitkan dengan agama dan kepercayaan. Tradisi dan budaya adalah kebiasaan yang dilakukan para leluhur pada masa lampau dengan terintegrasi nya sejarah melekat budaya bahkan sebelum masuknya Islam kata dedy.


"Dalam pandangan awam saya, tidak akan bisa ketemu tradisi dan budaya dikaitkan dengan agama dan kepercayaan," papar mantan Lurah Kandai Satu, tapi kami dalam hal ini terima kasih saran demi suksesnya festival tersebut di masa- masa akan datang.


Diterangkan Dedy, Tarian Oi Balumba ini pertunjukan seni yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan agama. Maka tidak perlu dihubung-hubungkan dengan ajaran agama. Menurutnya tarian Ou Balumba yang diubah menjadi oi balumba ini, sama halnya dengan Tarian Toho Soji Ra Sangga dan Tarian Wura Bongi Monca yang biasa ditampilkan dalam acara-acara resmi maupun ketika Pemda Dompu menyambut tamu-tamu kehormatan.

"Tarian Ou Balumba ini telah dirubah oi balumba sama halnya dengan Tarian Toho Soji Ra Sangga. Sama halnya dengan tarian Wura Bongi Monca,"sesalnya , tapi kami insan beriman terima kasih atas saran dan kritikan yang merujuk kebaikan..


Dedy menyebut gelaran Tarian Ou Balumba bukan hanya pada Festival Lakey saja. Jauh sekitar 20 tahun sebelumnya yakni saat almarhum Drs. H. Sudirman Majid menjadi Kadis Pariwisata Kabupaten Dompu juga pernah dilaksanakan.


"Semasa Pak Drs. H. Sudirman Majid menjadi Kadis Pariwisata kegiatan Ritual Tarian Oi Balumba pernah dilaksanakan selama dua kali," dipentaskan sebut Dedy.


Dedy mengemukakan Tarian Oi Balumba dimasukkan dalam agenda Festival Lakey tidak serta-merta, melainkan berdasarkan beberapa pertimbangan. Salah satunya masukan dari tokoh yang dianggap kredibel yakni Pemangku Adat Kecamatan Hu'u, Abdul Malik.


Dalam sebuah tayangan video, Abdul Malik menerangkan Tarian Ou Balumba ini budaya masyarakat Hu'u pada masa lampau. "Karena ini budaya maka tidak bisa dikaitkan dengan agama. Ini bukan agama," tandas Melo, sapaannya.


Ditegaskan Ketua Majelis Adat Dompu (MAD) Kecamatan Hu'u itu hanya kepada Allah tempat memohon bagi kaum muslimin. Tarian ini sama sekali bukan bentuk permohonan atau penyembahan kepada laut atau ombak samudra. 


 Sejauh ini, Dedy kembali menguraikan, bila dikaitkan dengan agama, khususnya Islam, banyak tradisi-tradisi di Dompu ini yang berbau syirik. Ada Cera Labu yang memotong kepala kerbau kemudian di buang kelaut sebagai tanda sesembahan. Para tamu disiram dengan air comberan. Beras-beras dilempar ke muka orang dan jatuh ke tanah diinjak orang. 

"Tapi gak ada yang serius tarian Ou Balumba," ujarnya keheranan.

Demikian pula tradisi Peta Kapanca dan Boho Oi Mbaru dalam daur hidup masyarakat Dompu. Menurutnya juga tidak ada dalam ajaran Islam, banyak yang kita lalaikan.


"Apakah peta Kapanca ada diajarkan dalam agama Islam?. Dipercik-percikan air ke muka pengantin, dibakar lagi lilin di tengah cahaya yang terang benderang, digantung ayam bakar, ditempel daun pacar di tangan pengantin, dan lain-lain. Kenapa hal-hal demikian tidak diberantas habis ?," kata Dedy.


Selain itu, lanjutnya tradisi pacuan kuda itu jelas-jelas menciptakan judi secara terbuka dan mengeksploitasi anak di bawah umur. Juga tidak pernah dipermasalahkan.


   Selanjutnya Sekdis Zainal Afrodi dan Dedy menerangkan kata "ritual" merujuk pada serangkaian tindakan atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dan memiliki makna simbolis atau spiritual. Ritual dapat dilakukan dalam berbagai konteks, seperti agama, budaya, atau bahkan dalam kehidupan sehari-hari.


Contoh ritual keagamaan seperti shalat, ibadah, atau upacara keagamaan lainnya. Sedangkan ritual budaya 

contohnya upacara pernikahan, upacara kematian, atau festival budaya. Banyak hal yang kita lalaikan judi pasangan balap kuda terang - terangan. perusak hutan di lahan tutupan negara ulah manusia, lihat surat Arumm ayat 60 falam alquran, berantas turis didepan mata kita lakey terangnya.

Adapun ritual pribadi seperti meditasi, yoga, atau kegiatan lainnya yang dilakukan secara teratur untuk meningkatkan kesejahteraan diri.


"Terakhir saya mengajak untuk berbuat banyak dalam rangka membantu menyukseskan event daerah ini dari pada mempersoalkan hal-hal yang dianggap sia sia !," pungkasnya. (Zun).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar